top of page

Ini Adalah Pahlawanku

  • Meivi Agung Pratama
  • Nov 10, 2020
  • 3 min read

Picture - Awaludin Rachman

Hai SAWT, menjelang hari pahlawan ini aku teringat akan sebuah cerita dari para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Banyak kisah-kisah pahlawan yang menginspirasiku dan ingin aku buat ceritanya dalam sebuah artikel. Saat aku sedang mencari referensi dan berdiskusi dengan temanku tentang pahlawan, tiba-tiba topik pahlawan yang kami obrolkan bergeser maknanya. Saking terlalu fokusnya pada pahlawan yang berjasa dimasa lalu, aku melewatkan satu hal. Di sekitar kita sebenarnya banyak sosok pahlawan kok. Dan ini adalah sebuah cerita dari temanku yang memiliki pahlawannya sendiri. Dibawah ini adalah cerita temanku, Alvin.


Sosok papah adalah pahlawan buat aku, walaupun dimata orang papahku mungkin di pandang sebelah mata. Namun buatku papah adalah sosok pria yang sangat bertanggung jawab di keluargaku. Papahku menjadi suami yang sangat sayang terhadap mamahku, juga menjadi ayah yang mengayomi dan melindungi anak-anaknya. Mamahku pernah bercerita waktu dulu di masa papah dan mamah masih pacaran, setiap papah pergi mengajak kencan mamah, papah selalu dalam keadaan mabuk. Papahku datang ke rumah mamah dan meminta izin langsung ke kakeku untuk mengajak mamah pergi berkencan, walaupun dalam keadaan mabuk tapi papah tetap berani menghadap dan menepati janjinya.


Aku pernah sedikit mencari tahu sejarah papahku di masa lalu. Aku pernah mendengar cerita kenapa papahku bisa sampai berada di kehidupan jalanan yang keras. Papahku anak dari 11 bersaudara, karena kakekku dulu adalah seorang tentara, kakek mendidik anak-anaknya dengan keras membawa kehidupan militernya kedalam keluarga. Mungkin karena papahku merasa terkekang dan tak kuat menerima didikan dari kakekku yang memasukan ajaran militernya kedalam keluarga, papahku akhirnya lebih memilih hidup mandiri dan ingin merasa lebih bebas.


Teman papahku juga pernah bercerita kepadaku, dulu waktu muda dia dan papahku pernah terlibat peperangan di pertambangan bukan peperangan biasa melainkan peperangan yang menggunakan senjata tajam sampai menelan korban. Lalu karena waktu itu papah sudah menikah dengan mamah, ia memutuskan pulang dan berhenti dari pekerjaan itu. Di lingkaran pertemanannya papahku mungkin dianggap pengecut karena pulang, namun dimataku papahku pulang karena lebih mementingkan keluarga dibanding pekerjaan dan teman-temannya. Perjuangan papahku benar-benar membuat aku berpikir dan belajar tentang kehidupan. Saat adik perempuanku lahir mungkin itu adalah titik dimana papahku berhenti dan keluar dari dunia jalanan. Sesuatu yang buruk bisa berubah menjadi baik seiring dengan bertambahnya tanggung jawab dan motivasi untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Dulu sewaktu aku masih smp, aku pernah berkelahi sampai orang tuaku di panggil oleh kepala sekolah, di ruang konseling di depan guru-guruku dan teman-temanku, papahku berkata “vin kalau kamu ngaku bersalah udah akuin aja salah jangan bawa teman dan nyalahin teman yang lain.” Disitu aku sadar papahku mengajarkan aku untuk berani bertanggung jawab atas apa yang telah aku perbuat, jangan melemparkan kesalahan yang aku buat ke orang lain, hadapi dan selesaikan masalah itu sendiri.


Apa yang sudah papahku alami menjadikan sebuah motivasi buatku, walaupun tumbuh dalam kehidupan yang keras, tapi papahku tak pernah sekalipun berkata kasar kepada mamahku dan anak-anaknya, apalagi sampai main tangan. Semarah-marahnya papahku, palingan dia hanya membentak sambil melotot. Aku benar-benar bangga sama papahku, ia adalah sosok pahlawan buat aku sosok pria yang bertanggung jawab, pria yang menjadikan keluarga sebagai prioritas nomor satu di kehidupannya. Ada sebuah pesan yang pernah papah ucapkan kepadaku kakaku dan adiku “Nanti kalau suatu saat papah udah ga ada, kalian bertiga harus saling jaga, sesama saudara apalagi saudara kandung harus saling merangkul, papah ga pernah ngajarin kalian untuk ga peduli apalagi ke keluarga. Kalaupun nanti kalian masing-masing udah berkeluarga, komunikasi harus tetap dijaga, harus tetap saling melindungi.” Itu yang papah ucapkan waktu kami bertiga lagi kumpul di ruang tamu.


Aku belajar banyak dari dia, banyak hal positif yang bisa aku ambil dan hal negatifnya bisa aku jadikan sebuah pelajaran yang berharga. Akupun bangga dengan mamahku yang selama ini sangat setia mendampingi papahku dari bawah sampai sekarang ini. Aku memiliki sebuah ketakutan di dalam benakku, entah bagaimana jadinya jika suatu saat nanti papah tiba-tiba dipanggil oleh yang maha kuasa, apakah aku sanggup menjalani hidup tanpa papah, apakah mamahku bisa tetap bertahan jika papah tak ada, apakah kakakku dan adikku bisa saling menjaga. Aku benar-benar tak bisa membayangkan apa jadinya jika hal itu terjadi, aku hanya bisa berdo’a dan memohon, semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan dan umur panjang kepada papah, mamah dan saudara-saudaraku, dan semoga nanti aku bisa menjadi pahlawan seperti papahku untuk keluargaku nanti. Aku sayang kalian pah mah.


Itulah sebuah cerita tentang pahlawan dimata alvin yang menjadikan sosok papah sebagai pahlawannya. Sebenarnya banyak sekali pahlawan di sekitar kita itu, bahkan kita sendiri bisa jadi adalah pahlawan bagi orang lain, entah itu keluarga kita, teman atau pasangan kita. Jadilah pahlawan semata hanya untuk menjadi pribadi yang baik jangan sampai menjadi pahlawan untuk mendapat pujian atau penghargaan. Selamat hari pahlawan SAWT, semoga kita termotivasi untuk menjadi sosok pahlawan bagi orang-orang di sekitar kita.


Комментарии


Subscribe Form

Thanks for submitting!

500 Terry Francois Street San Francisco, CA 94158

  • Instagram

©2020 by sawt. Proudly created with Wix.com

bottom of page